BLOK-A – Surabaya, ibukota Jawa Timur, menjadi salah satu kota yang terkenal dengan segala hiruk pikuknya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, kota terbesar kedua di Indonesia ini dihuni oleh 3,1 juta penduduk. Masyarakat Surabaya juga menganut berbagai macam agama dan hidup dalam keberagaman yang damai. Tak hanya gedung pencakar langit, Kota Pahlawan ini juga mempunyai sejumlah tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi.
Masjid Cheng Ho
Nama masjid yang kental dengan nuansa Tionghoa ini diambil dari nama seorang prajurit Tiongkok. Laksanama Cheng Ho yang berasal dari Dinasti Ming (1368-1643), datang ke tanah Jawa di abad 15 untuk berdagang dan menyebarkan islam di tanah Jawa. Keseluruhan arsitektur bangunannya berbeda dengan kebanyakan masjid yang biasa kita kenal.
Klenteng Hong Tiek Hian
Tempat ibadah masyarakat beragama Konghucu ini terkenal karena dekat dengan Jembatan Merah. Dibangun sejak era Kerajaan Majapahit, Hong Tiek Hian merupakan klenteng tertua di Surabaya. Gang kecil memisahkan bangunan ini menjadi dua bagian. Ditengahnya, terdapat Jembatan Dua Ekor Naga. Selain itu juga ada Altar Budha, Patung Dewi Kwan Im, dan perwujudan dewi-dewi kepercayaan Konghucu.
Pura Agung Jagad Karana
Nuansa Bali sangat kental di pura yang dibangun pada 1968 ini. Kawasan pura dibagi menjadi tiga bagian bernama Mandala Utama (Jeroan), Mandala Madya (Jaba Tengah), dan Mandala Nista (Jaba Luar). Tempat ini menjadi pusat aktivitas peribadatan umat Hindu di Surabaya. Kendati demikian, pemeluk agama lain dipersilakan berkunjung namun harus mematuhi batasan norma yang telah dibuat pihak pengurus tempat.
Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria
Gereja tertua di Surabaya ini diresmikan pada 1900 dengan gaya bangunan Neo Gotik. Bakal bangunan sebelumnya bertempat di jalan Merak Cendrawasih yang beroperasi sebagai tempat ibadah sejak 1810. Gereja ini mampu menampung setidaknya 2000 jemaat. Pemaksimalan halaman untuk upacara peribadatan besar membuat kapasitas meningkat hingga 3000 orang.
Patung Brahma Empat Rupa
Boleh jadi patung ini merupakan patung Budha paling sohor di kota Pahlawan. Diresmikan pada November 2004, tingginya mencapai 36 meter. Terdapat pula patung gajah dan ruang meditasi di dekatnya. Karena mirip dengan Tao Maha Phrom di Bangkok, sebagian umat Budha memilih beribadah di sini. Wisatawan dipersilakan mengunjunginya. Akan tetapi, tetap ditekankan untuk menjaga perilaku saat berada di area patung.
Discussion about this post